KEGIATAN BAKTI SOSIAL “LP3I BERBAGI” Peduli Kekeringan Di Gunungkidul - LP3I
Categories
Info LP3I

KEGIATAN BAKTI SOSIAL “LP3I BERBAGI” Peduli Kekeringan Di Gunungkidul

PR – LP3I, Minggu, 20 September 2019, Executive Board of Student(EBS) dan Organization Student Activity (OSA) bekerjasama dengan Rohis AlJannah mengadakan kegiatan Bakti Sosial sebagai wujud kepedulian Peserta Didik LP3I College Yogyakarta terhadap musibah kekeringan yang dialami olehsebagian besar masyarakat yang ada di Gunungkidul khususnya di Desa Terbah Kecamatan Patuk yang diakibatkan oleh kemarau panjang. Kegiatan tersebut diikuti oleh 29 Peserta didik, 10 peserta dari EBS-OSA, 3 peserta dari Rohis, 9 peserta dari Peserta Didik Tahun Ajaran 2019 dan 7 peserta dari Peserta Didik Tahun Ajaran 2018. Tujuandari kegiatan ini antara lain mampu membantu masyarakat yang membutuhkan air bersih juga meningkatkan rasa kepedulian sosial peserta didik LP3I CollegeYogyakarta kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan sehingga terwujud generasi yang peduli terhadap sesama.
Kegiatan ini diawali dengan Shalat Istisqo’ (Shalat meminta hujan) dan doa bersama di Lapangan Balai Desa Terbah dipimpin oleh Bapak Ustadz Abdul Aziz AlHafiz diikuti oleh seluruh peserta didik dan warga Desa Terbah. Sesudah shalat dilanjutkan dengan ceramah dan doa bersama. Bapak Ustadz Abdul Aziz selaku imam shalat dan khotib menyampaikan bahwa sebagai manusia kita harus pandaipandai bersyukur atas segala bentuk nikmat yang diberikan serta dilarang mengeluh dan menyerah atas cobaan yang diberikan, termasuk musibah kekeringan ini harus dihadapi dengan bijaksana dan penuh rasa syukur.
Acara berikutnya adalah Sharing dan Perkenalan antara pihak LP3I College Yogyakarta dengan Warga Desa Terbah juga beberapa KKN dari Universitas Negri Yogyakarta. Sambutan pertama dipimpin langsung oleh Bapak Giyanto (Kepala Desa Terbah), beliau menyampaikan ucapan selamat datang dan terimakasih kepada LP3I College Yogyakarta dan memaparkan sekilas tentang musibah yang menimpa Warga Desa Terbah bahwa ini adalah kekeringan terparah yang pernah terjadi. Warga sudah berusaha membuat sumur dengan bantuan tenaga asing akan tetapi sampai sekarang belum membuahkan hasil karena batuan yang ada di Gunungkidul adalah batuan karst sehingga sulit untuk meresap air selain itu topografi tanah yang ada di Kecamatan Patuk itu unikkarena aliran air sulit dipredisksi meskipun menggunakan alat canggih. Selanjutnya sambutan diteruskan oleh Anindita Novi Andarwati selaku ketua pelaksana kegiatan LP3I Berbagi.
Anindita menyampaikan ucapan terimakasih atas kesempatan yangdiberikan untuk mengajak Peserta Didik belajar tentang kemanusiaan. Selain itu, Anindita juga memperkenalkan LP3I kepada hadirin bahwasanya LP3I adalah Lembaga Pendidikan Pengembangan Profesi yang tersebar diseluruh Indonesia dimana lulusannya bekerja sebelum wisuda karena skillnya yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Setelah acara sambutan selesai, dilanjutkan dengan acara sharingtentang kekeringan dan pengenalan LP3I secara lebih luas. Acara terakhir adalah proses penyaluran air yang dilaukukan di rumah warga yang memiliki tampungan air. Hal ini dikarenakan warga lain yang membutuhkan air akan menuju rumah-rumah warga yang memiliki tampungan air tersebut, ini lebih efektif daripada warga harus menunggu satu-satu dan mengantri dengan dirigen dan ember-ember karena kadang warga justru berebut air dan tidak kondusif. Proses pengambilan air yang dilakukan oleh Pak Bambang (Pemilik Tank) adalah mengambil air di Piyungan untuk dibawa di Desa Patuk. Beliau menyampaikan bahwa dalam sehari beliau selalu mengangkut air karena banyak permintaan dari warga, baik dari dana pribadi warga maupun donatur. Pak Bambang juga memberikan informasi bahwasanya ada batasan maksimal pengambilan air di sumber mata air, hal ini dikarenakan menjaga stabilitas air yang ada di sumber mata air yang diambil. Karena hal tersebut, hari itu baru 5 tank air yang bisa disalurkan. Untuk kemudian 7 tank yang masih tersisa dibagikan di hari dan desa yang berbeda. Harapan dari kegiatan ini adalah Peserta Didik mampu mengambil pelajaran atas suatu kejadian berdasarkan prespektif mereka sendiri. Hal ini akan jauh lebih efektif daripada mengajarkan sesuatu yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Selain itu diharapkan perwakilan Peserta Didik yang ikut dalam acara tersebut mampu menceritakan pengalaman tersebut kepada teman-temanya sehingga peserta didik lain tergugah hatinya untuk bergerak dalam aksi-aksi kemanusiaan lainya.